Pages

Saturday, November 30, 2013

Hubungan Arsitek, Civil Engineer, dan Surveyor

Share on :

“Apakah fakultas yang paling ‘sosial’? Teknik. Karena dalam dunia profesional satu teknik tidak dapat berdiri sendiri, pasti membutuhkan teknik yang lain”

Entah bagaimana redaksinya, kapan waktunya, dan di mana beliau mengatakannya, saya lupa, yang pasti kalimat dengan inti seperti yang dituliskan di atas pernah saya dengar dari Pembantu Dekan III Fakultas Teknik UNDIP saat saya masih berstatus mahasiswa. Teknik, bidang keilmuan yang sudah pasti diklasifikasikan dalam kategori ilmu pasti, justru disebut beliau sebagai fakultas yang ‘paling sosial’. Alasan yang dikemukakan jelas, dan kami, para mahasiswa, sebenarnya sudah dapat menginterpretasikannya dengan sangat baik. Teknik yang secara garis besar dibagi dalam dua cabang yaitu perencanaan (seperti Sipil, Arsitek, Geodesi, Geologi, Lingkungan, Planologi) dan industri (Mesin, Kimia, Elektro, Industri) tak ada satupun jurusan yang bisa berdiri sendiri tanpa didampingi bidang keilmuan yang lain.
Kali ini saya menemukannya sendiri, dimana sesama engineer harus berkolaborasi untuk merealisasikan satu tujuan yang diwujudkan dalam bentuk proyek. Bidang yang dimaksud kali ini adalah perencanaan yang melibatkan tiga bidang keilmuan, yaitu Arsitektur, Sipil, dan Geodesi.
Perencanaan sebuah desain bangunan diawali dari sebuah profesi yang dinamakan arsitek. Arsitek bertugas melakukan perencanaan detail mengenai sebuah bentuk konkret dari bangunan yang di dalamnya lebih ditekankan pada nilai estetika dari bangunan tersebut. Arsitek akan memperhatikan detail setiap item bangunan berdasarkan kombinasi yang membentuk suatu mahakarya indah yang akan membuat mata setiap awam takjub dibuatnya. Oleh karena itu tidaklah mengherankan, ketika sebuah bangunan megah nan indah berdiri, pertanyaan yang muncul adalah ‘siapa arsiteknya’? Padahal dalam merealisasikan gambar arsitektur hingga menjadi sebuah bangunan kuat yang kokoh berdiri, ada dua engineer lain yang harus ada di sana.
Jika arsitek lebih fokus pada nilai estetika bangunan, maka untuk kekuatan dari bangunan tersebut adalah bagian dari insinyur Teknik Sipil. Realisasinya, ketika arsitek sudah mengajukan gambar rencana, Civil Engineer mengkaji dari segala bentuk detail perhitungan seperti pembebanan dan kekuatan bangunan. Perhitungan itu misalnya apakah dengan jumlah pancang sekian mampu menopang bangunan dengan kuat, apakah lebar kolom sekian mampu menahan tinggi bangunan sekian, apakah lebar pile cap sekian cocok untuk lebar lantai dasar bangunan sekian, dsb. Segala perhitungan harus dilakukan dengan cermat, sehingga bangunan yang sudah berdiri nantinya menjadi kuat dan aman. Arsitek kembali mengkaji segala perhitungan yang dilakukan oleh Civil Engineer, ketika perhitungan sudah bertemu dengan estetika, maka gambar rencana siap diaplikasikan di lapangan.
Nah, adalah tugas surveyor –yang dikoordinir oleh seorang Geodetic Engineer– untuk menerapkan apa yang sudah dihasilkan dalam gambar arsitektur maupun gambar struktur. Surveyor harus mampu membaca gambar rencana dengan baik untuk kemudian diaplikasikan secara teliti di lapangan. Tugas dari surveyor adalah melakukan pe-marking-an elevasi dan posisi dari item-item yang ada pada gambar struktur, yang pada akhirnya dijadikan acuan dari para pekerja (seperti tukang atau subkon) untuk melakukan tugasnya. Contoh pe-marking-an itu misalnya penentuan posisi tiang pancang berdasarkan koordinat, penempatan geometri dan dimensi pile cap, tie beam, dan kolom, penentuan elevasi balok dan pelat lantai di atas lantai dasar, pe-marking­-an trap tangga, dll. Semua itu harus dilakukan dengan sangat teliti berdasarkan apa yang ada pada gambar struktur.
Berikut contoh sederhana dari tiga jurusan berbeda yang berkolaborasi untuk mewujudkan satu visi, dan ketiganya adalah engineer. Sudah pasti bahwa teknik saling membutuhkan satu sama lain, karena itu mau belajar lintas bidang tentu merupakan sebuah pilihan yang bijak. Kita harus mampu berkoordinasi dengan bidang keilmuan yang berbeda untuk mampu berkontribusi nyata dengan ilmu yang kita punya. Merasa bidang kita adalah yang terbaik tentu adalah sebuah kesombongan, yang pastinya membuat kita menjadi tidak mampu berkreasi lebih jauh selain apa yang sudah kita dapatkan dari bangku kuliah. So, memang benar, Teknik adalah fakultas yang ‘paling sosial’.

2 comments:

  1. SAVE THE MOST ARCHITECT

    Get Flat Package Design Services Home Only Rp. 5 million

    You will get :
    1. Architectural Drawing
    2. Structure Drawing
    3. Sanitation & Electrical Drawing
    4. Perspective 3D Exterior & Interior
    5. RAB & IMB Drawing

    Call immediately:
    PT. Diorindo Graha Perkasa
    Jl. Harapan Mulia Raya no.1B
    Kemayoran Jakarta
    Tel: (021) - 9138 6230
    Mobile: (0812) - 8769 8336
    Email: elevenstudios@yahoo.co.id

    Visit ---> http://www.architecture-consultants.com/

    ReplyDelete
  2. Sebagai website penyedia jasa arsitek di malang, kami mengerti pentingnya berkomunikasi bagi Anda.

    ReplyDelete

Please write your comment here