Pages

Sunday, November 3, 2013

FIT ISI 2013, Ketika Surveyor Muda Berkumpul dengan Profesor Kawakan

Share on :

Ajang yang diadakan setiap tahunnya oleh para pakar geospasial di Indonesia ini pada tahun 2013 diselenggarakan di STPN Yogyakarta. Seperti biasanya, banyak instansi dan universitas yang mengirimkan utusannya untuk menghadiri, selain para peserta yang berasal dari kalangan umum –seperti saya. Perusahaan-perusahaan yang bergelut di bidang pemetaaan dan geospasial juga tak luput untuk menancapkan eksistensinya dengan menjadi sponsor kegiatan dan membuka ‘lapak’ di event tersebut, seperti PT Kesuma, EDP Media, PT Asaba, atau PT Datascript. Konsultan-konsultan pemetaan juga tidak mau ketinggalan promosi dengan mencantumkan nama perusahaannya di spanduk acara, seperti yang dilakukan PT Aerovisi Utama, PT Karvak Nusa Geomatika, atau PT Exsa Internasional.
Lagu ‘Indonesia Raya’ mengawali berjalannya acara hari itu, yang kemudian disusul oleh sambutan-sambutan sekaligus pembukaan. Acara inti berupa seminar nasional yang diisi oleh lima orang pembicara, yaitu Ir. Edwin Hendrayana (Kepala Pusat Pemetaan Rupa Bumi dan Toponimi BIG), Dr. Djurjani (Ketua Jurusan Teknik Geodesi – Geomatika UGM), Drs. H. Roli Irawan, SH, MM (Kakanwil BPN Provinsi Jawa Barat), Arie Yuriwin, SH, M.Si (Kakanwil BPN Provinsi DIY), dan Dr. Sentot Sudirman, M.S. (Kepala Pusat Penjaminan Mutu Internal STPN).
Lepas dari break ishoma, acara dilanjutkan dengan sidang paralel yang diadakan di enam ruang berbeda. Setiap ruangan diklasifikasikan berdasarkan tema paper yang dimasukkan oleh para pemakalah. Ruang sidang I berisi paper mengenai ‘Bidang Geodesi dan Survey Hidrografi’, ruang sidang II mengenai ‘Bidang Kadaster A (Hukum dan Administrasi)’, ruang sidang III mengenai ‘Bidang Kadaster B (Nilai Tanah, Konsolidasi dan SDM)’, ruang sidang IV mengenai ‘Bidang Remote Sensing dan SIG’, ruang sidang V mengenai ‘Bidang Instrumentasi Survey dan Pemetaan’, dan ruang sidang VI mengenai ‘Surveying, Batas Wilayah dan Kebencanaan’. Saya sendiri masuk ke ruang sidang V mengenai ‘Bidang Instrumentasi Survey dan Pemetaan’ karena makalah tim saya dimasukkan ke dalam kategori tersebut. Dari 13 makalah yang dimasukkan dalam kategori tersebut, delapan makalah dipresentasikan, yang dibagi menjadi dua sesi dimana masing-masing sesi dipresentasikan oleh empat orang. 
 
Sesi Presentasi Makalah
FIT ISI sesungguhnya merupakan sarana ideal bagi para pemuda di bidang geospasial untuk mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari para ahli yang sudah berpengalaman. Di sini instansi-instansi yang bergerak di bidang pemetaan hampir pasti mengirimkan perwakilannya untuk hadir, dan sudah pasti banyak dari mereka yang membagi ilmunya baik melalui makalah maupun menyampaikannya secara lisan dalam bentuk presentasi. Inilah ajang yang memungkinkan surveyor-surveyor muda yang kemampuannya belum seberapa bisa berada satu forum dengan para profesor kawakan yang sudah melanglang buana, mempelajari berbagai macam ilmu dari sudut-sudut negara di benua Australia, Eropa atau Amerika. Bukankah ini kesempatan luar biasa yang belum tentu bisa kita dapatkan setiap saat?
Memang tidak semua ahli-ahli yang namanya sering kita temukan di buku atau jurnal bisa selalu hadir setiap tahunnya yang mungkin terhalang oleh kesibukan atau posisi mereka yang sedang tidak berada di Indonesia. Namun mereka yang datang ke sini juga bukan orang sembarangan, mereka yang mempresentasikan pengetahuannya dalam seminar nasional sudah pasti merupakan pejabat penting yang ilmunya sudah sangat luar biasa. Lantas, layakkah kita menyia-nyiakan kesempatan untuk berada di dekat mereka meskipun untuk sekedar menonton?
FIT ISI juga membuka kesempatan kepada surveyor muda yang keilmuannya masih 'pas-pasan' untuk membuat tulisannya berada satu prosiding dengan para pakar yang publikasinya sudah masuk level internasional. Mungkin bukan sesuatu yang luar biasa, tapi ini bisa menjadi awalan yang baik untuk membiasakan tulisan kita masuk ke dalam publikasi nasional. Bukankah ini menjadi modal yang sangat penting ketika kita nantinya ingin menjadi peneliti atau akademisi, atau mungkin sekedar ingin menjadi penulis buku di bidang geospasial? Nah, masihkah kita tetap melewatkan kesempatan yang besar ini, padahal kita tidak membutuhkan waktu yang lama untuk merealisasikan itu semua?
Ke depan, saya pribadi berharap FIT ISI selanjutnya juga banyak dihadiri oleh anak-anak muda seperti mahasiswa S1, mahasiswa pasca sarjana, atau profesional muda yang bekerja di bidang geospasial, karena dalam event terakhir SDM seperti itu masih tampak sedikit –meski kebanyakan disebabkan waktu acara yang berbarengan dengan UTS di beberapa kampus. Mari menanamkan mindset bahwa ilmu harus dikejar, meski terpisah ratusan kilometer atau terpatok dengan harga tertentu. ISI adalah komunitas kita, komunitas geospasial terbesar di Indonesia, jadi sebenarnya kita harus mengenyahkan perasaan enggan untuk bergabung dengannya. Mari bergabung dengan para profesional yang sudah membuktikan banyak hal untuk belajar banyak darinya, karena kita anak muda yang masih membutuhkan banyak ilmu :)

No comments:

Post a Comment

Please write your comment here