Jika pada
artikel sebelumnya kita membahas klasifikasi ground dan non-ground,
artikel ini akan membahas tahap selanjutnya, yaitu pemodelan bangunan 3D. Ini
adalah proses lanjutan dari hasil klasifikasi non-ground LiDAR yang
meliputi klasifikasi bangunan dan vegetasi serta vektorisasi model 3D. Semua
proses menggunakan software Terrasolid.
Dari hasil
klasifikasi ground dan non-ground, titik-titik non-ground
diklasifikasikan menjadi vegetasi rendah, vegetasi medium, dan vegetasi tinggi
berdasarkan perbedaan nilai ketinggian antara keseluruhan titik dan titik-titik
ground. Untuk mendeteksi titik-titik bangunan dari titik-titik non-ground,
algoritma mengidentifikasi lubang pada titik-titik ground, kemudian
titik-titik non-ground pada lokasi di lubang tersebut melakukan
pengecekan terhadap kondisi planarity, dan jika memenuhi maka
titik-titik tersebut diklasifikasikan menjadi bangunan (Ramiya et al.,2017). Parameter yang digunakan adalah ukuran bangunan minimum dan toleransi Z.
Berikut adalah beberapa parameter yang harus dimasukkan ke dalam software Terrasolid.
Parameter klasifikasi vegetasi rendah (kiri),
medium (tengah), dan tinggi (kanan)
Parameter klasifikasi bangunan
Hasil dari
proses sebelumnya, yaitu point cloud yang terklasifikasi sebagai
bangunan, dilakukan proses selanjutnya yaitu vektorisasi bangunan 3D. Algoritma
untuk mendeteksi bangunan di software Terrasolid adalah dengan
menyesuaikan dan menempatkan bidang ke sekumpulan titik yang awalnya
diidentifikasi berdasarkan lubang pada titik-titik ground (Ramiya et al., 2017). Tools yang digunakan untuk membuat model bangunan di
Terrasolid adalah Vectorize Building, dengan beberapa parameter sebagai
berikut.
Parameter vektorisasi bangunan
Berdasarkan PanduanTerraScan untuk Pengguna/ TerraScan User’s Guide (Soininen, 2015),
masing-masing parameter dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Gap
maksimum adalah jarak maksimal antara bagian bangunan yang dimiliki oleh model
yang sama. Semakin besar jaraknya, model bangunan yang terpisah akan semakin
mudah untuk terbentuk
2. Toleransi
planarity mendefinisikan seberapa dekat titik harus sesuai (match)
dengan bidang dari sebuah atap yang terbentuk
3. Peningkatan
toleransi adalah toleransi tambahan
untuk menggabungkan bidang horizontal yang berdekatan
4.
Area
minimum adalah ukuran minimum dari footprint bangunan
5.
Detail
minimum adalah ukuran minimum dari footprint
bagian dari bangunan
6.
Kemiringan
atap maksimal adalah gradien maksimal dari bidang atap
Contoh dari
model bangunan yang terbentuk adalah sebagai berikut (Susetyo et al.,2018). Point cloud berwarna merah menunjukkan titik-titik yang
terklasifikasi sebagai bangunan, sedangkan yang berwarna hijau adalah
titik-titik yang terklasifikasi sebagai vegetasi.
Model bangunan 3D
Overlay
antara model bangunan dan point cloud terklasifikasi
Cara penggunaan file LAS dataset untuk mndptkn z nya dlm bntuk 3d, gmn caranya yah..
ReplyDelete