Cloud Compare
Pada artikel
sebelumnya, dijelaskan mengenai konsep klasifikasi bangunan menggunakan Cloud Compare merujuk pada paper Brodu & Lague (2012). Kali ini, artikel ini akan
lebih fokus pada step by step melakukan klasifikasi pada software tersebut.
Artikel ini tidak menjelaskan setiap parameter yang digunakan karena lebih
fokus pada aspek teknis pemrosesannya. Jika pembaca ingin penjelasan yang lebih
detail tentang setiap parameter dalam software Cloud Compare, pembaca bisa
me-refer ke paper Brodu & Lague (2012) atau Susetyo et al. (2020).
Pertama,
pastikan bahwa software Cloud Compare sudah ter-install, serta
data (minimal) point cloud LiDAR harus sudah kita miliki sebelum
mempelajari tutorial ini. Berikut adalah langkah lengkap bagaimana melakukan
klasifikasi pada software Cloud Compare.
1. Kita
sebaiknya memisahkan data yang digunakan sebagai training data dan testing
data. Secara sederhana, training data adalah data yang digunakan
sebagai acuan software untuk “mempelajari” objek-objek yang akan diklasifikasi,
yang dalam tutorial ini adalah bangunan dan vegetasi. Hasil dari pembelajaran
pada training data itulah yang nanti digunakan untuk melakukan pemrosesan
pada testing data.
2. Setelah
kedua data tersebut kita persiapkan, buka data yang digunakan sebagai training
data. Pada dasarnya, software ini hanya memerlukan data point
cloud sebagai input, tapi ketika kita punya data raster seperti foto udara
atau citra satelit akan lebih baik karena membantu kita dalam proses interpretasi
ketika membuat training area. Jika mempunyai baik data raster maupun point
cloud-nya, buka dengan tool Open.
3. Untuk
membuat training area, tentukan kelas yang akan diklasifikasikan
terlebih dahulu. Misalnya, dalam tutorial ini, kelas pertama yang akan di-training
adalah bangunan, pilih objek-objek bangunan yang akan dijadikan sampel.
Selanjutnya, klik layer point cloud dalam DB Tree, lalu pilih icon
gunting, dan buat poligon mengikuti geometri bangunan yang dijadikan
sampel. Untuk mengakhiri digitasi poligon, klik kanan pada mouse,
kemudian klik icon Segment In, lalu Confirm Segmentation. Buat
sejumlah training data yang diperlukan. Kemudian, lakukan hal serupa
pada kelas yang lain (misalnya vegetasi).
5. Setelah
kedua kelas training data lengkap, klik keduanya dalam DB Tree, lalu pilih
Plugins > CANUPO > Train classifier. Hasil dari proses ini
adalah satu data berformat *.prm yang digunakan sebagai input dalam proses
klasifikasi pada testing data. Pada tahap ini, kita juga harus
menentukan nilai parameter skala sesuai dengan data yang kita gunakan.
6. Hasil
dari pemrosesan sebelumnya disajikan dalam bidang pemisahan maksimal seperti di
bawah ini. Untuk melihat nilai ba dan fdr, klik button
statistics.
7. Buka
testing data yang akan diproses, utamanya point cloud LiDAR-nya.
Namun jika mempunyai data rasternya, akan lebih baik untuk digunakan sebagai
validasi.
8. Klik
point cloud LiDAR yang akan diproses, kemudian pilih Plugins >
CANUPO > Classify. Pilih file *.prm yang tadi dibentuk ke dalam CANUPO
Classification.
9. Berikut
adalah hasil dari klasifikasi otomatis yang sudah dilakukan. Warna merah menunjukkan
point cloud yang terklasifikasi sebagai bangunan, sedangkan warna biru
mengindikasikan titik-titik vegetasi.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete