Pages

Wednesday, May 25, 2016

Sekilas tentang ArcGIS Data Reviewer

Share on :

Layaknya sebuah produk yang diproduksi untuk digunakan orang banyak, data spasial –terutama terkait peta dasar– juga perlu melalui proses kontrol kualitas sebelum dipublikasi. Metode dalam melakukan kontrol kualitas beraneka ragam, namun pada umumnya parameter yang harus dipenuhi seperti didefinisikan oleh The ICA Commission of Spatial Data Quality berkaitan dengan ketelitian posisi, ketelitian atribut, kelengkapan, lineage, logical consistency, ketelitian semantik, dan informasi temporal.
Berkaitan dengan Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, kualitas data spasial disebutkan pada pasal 49, dimana dinyatakan pengguna Informasi Geospasial (IG) berhak mengetahui kualitas IG yang diperolehnya. Hal itulah yang menjadi dasar mengapa kontrol kualitas sangat diperlukan dalam produksi data spasial dasar.
Berkaitan dengan teknologi yang dapat membantu proses kontrol kualitas, Esri telah mengeluarkan tools yang dapat mengakomodir kepentingan tersebut. Tools tersebut adalah Data Reviewer, yang memang diperuntukkan khusus untuk kontrol kualitas data spasial. Data Reviewer adalah bagian dari ekstensi Production Mapping, sehingga ketika kita menginstall Production Mapping maka Data Reviewer akan ikut terinstall di dalamnya.
Kontrol kualitas menggunakan Data Reviewer dapat dilakukan dengan metode review visual (visual review) dan review otomatis (automated review). Visual review lebih fokus kepada kelengkapan data hasil stereoplotting atau digitasi terhadap data dasar yang digunakan (misalnya citra optis atau radar). Visual review menggunakan Data Reviewer dapat dilakukan menggunakan grid yang dapat ditandai ketika sudah direview, sehingga dapat dilakukan dengan lebih sistematis untuk meminimalisir bagian yang terlewat. Penandaannya pun dapat dilakukan dengan tiga geometri dasar GIS (titik, garis, dan poligon) sehingga meminimalisir perbedaan persepsi antara petugas kontrol kualitas dengan operator pelaksana.



Automated review lebih terkait dengan kualitas basisdata. Sebagian adalah kualitas yang terkait dengan topologi, seperti tidak boleh ada garis yang menggantung, tidak boleh ada garis yang putus (pseudonodes), atau tidak boleh ada segmen yang multipart. Sebagian lainnya terkait dengan akurasi ketinggian, seperti tidak boleh ada perbedaan nilai z di pertemuan vertex, atau konsistensi nilai z yang semakin turun dari hulu ke muara pada sebuah segmen sungai. Ada juga yang terkait dengan basisdata, misalnya field yang menggunakan domain tidak boleh null. Ada juga yang berkaitan dengan hubungan antar fitur, seperti tidak boleh ada kontur yang menabrak sungai lebih dari satu kali. Dan masih banyak lagi pilihan-pilihan Data Check yang disediakan oleh Data Reviewer.

 

Lebih jauh lagi, automated review dapat dikembangkan menjadi batch review, yaitu pengecekan secara simultan dengan memproses sebuah batch jobs yang merupakan grup dari pilihan-pilihan Data Check yang digabungkan. Batch job disimpan dalam file *.rbj (reviewer batch job) dan dapat disimpan, dibagikan, atau diedit menggunakan Reviewer Batch Job Manager.

 

Hasil deteksi error dari visual review, automated review, maupun batch review direkam dalam sebuah tabel yang disebut Reviewer Table. Tabel ini juga membantuk ketika akan melakukan zoom in ke error yang sudah direkam.


Seluruh proses yang dilakukan oleh Data Reviewer disimpan dalam sebuah Reviewer Workspace yang berbentuk geodatabase. Skema di dalam geodatabase workspace tersebut akan terbentuk ketika Data Reviewer pertama kali dijalankan.
Ini hanya sekilas penjelasan mengenai Data Reviewer. Untuk tutorial lebih lengkapnya, mungkin bisa dijelaskan lebih mendetail dalam postingan-postingan berikutnya. :)

No comments:

Post a Comment

Please write your comment here