Pages

Monday, July 25, 2016

Presentasi Spasial di Depan Audience Non-spasial

Share on :
Sumber gambar: http://tweakyourbiz.com/marketing/2016/04/19/5-simple-tips-make-effective-presentation/

Spasial tidak dapat dikatakan sebagai bidang ilmu yang “populer” di Indonesia, meski secara implementasi sebenarnya sudah banyak aplikasi berbasis teknologi yang menggunakan data spasial. Ini tentunya menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para pelaku dan penggiat di dunia geospasial, bahwa ilmunya memang kurang begitu akrab di telinga masyarakat. Fakta tersebut membuat para pelaku geospasial tersebut tentu memerlukan strategi tersendiri ketika berbicara bidang keilmuannya di depan orang-orang non-spasial. Ini bisa terjadi ketika seseorang yang membutuhkan dan menggunakan peta, namun tidak memahami konsep dasar spasial, sehingga diperlukan teknik tersendiri dalam menjelaskan peta secara mudah. Bisa juga ketika kita menyampaikan sebuah materi dalam forum, namun audience kita bukanlah orang yang sebidang dengan keilmuan kita, dan ini sebenarnya lebih menantang karena terkait dengan banyak orang.
Contoh terakhir saya alami beberapa waktu yang lalu, ketika mempresentasikan paper saya dalam International Conference on Technology, Innovation, and Society (ICTIS) di Padang, Juli 2016. Konferensi itu mengambil segmen multi-disiplin, dengan topik utama adalah pengembangan teknologi, sehingga banyak cluster keilmuan di sana. Geodesi termasuk di dalamnya, namun ternyata paper saya dimasukkan ke dalam cluster Sistem Informasi, karena yang saya tuliskan mengambil tema otomasi. Hal itu membuat audience saya semuanya tidak memiliki background Geospasial, kecuali moderator saya yang ternyata menggeluti SIG meskipun berlatar belakang IT.
Meski ditawari presentasi di cluster Geodesi oleh panitia, saya menolak karena ini akan menjadi pengalaman baru, presentasi di depan orang-orang non-spasial. Ini menantang, karena saya bisa menilai diri saya sendiri apakah presentasi ini akan jelas dan menarik di depan audience yang tidak sebidang dengan saya. Strategi saya waktu itu adalah dengan menjelaskan spasial secara umum di awal presentasi, dengan memberikan contoh aplikasi spasial yang sudah sangat sering digunakan oleh masyarakat, yaitu Google Map. Hasilnya, ada dua orang yang bertanya, dan memang spasial akan lebih akrab di masyarakat awam ketika berpadu dengan aplikasi, karena pertanyaan mereka berdua adalah sekilas game yang sedang naik daun, yaitu Pokemon Go. Pokemon Go memang menggunakan peta di dalamnya, sehingga diskusi pun cukup menarik meskipun tidak lama –dikarenakan waktu yang terbatas. Moderator saya yang cukup mempunyai pengetahuan SIG bertanya lebih mendalam mengenai konten presentasi, dan ada diskusi yang tak kalah menarik di dalamnya. Dengan keterbatasan saya, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul, dan tentunya akan menjadi pembelajaran yang sangat berharga ke depannya.

 

Berbicara spasial di depan orang-orang non-spasial memang tidak mudah, tapi menantang dan menarik. Ketika melakukan itu, kita mesti punya strategi khusus bagaimana agar apa yang akan kita sampaikan dapat diterima oleh mereka, bahkan direspon dengan antusias. Selain itu, kita juga akan membuka mata, bagaimana pandangan dan pemahaman mereka tentang peta yang tentunya akan sangat berbeda ketika kita berbicara dengan orang-orang spasial. Dan jangan lupa, bahwa semua bidang keilmuan saling membutuhkan, tidak dapat berdiri sendiri. Melalui pemahaman ini, tentu kita bisa semakin menyadari untuk terus membuka diri terhadap keilmuan lain, tidak terkungkung dan berkutat dengan apa yang kita geluti saja.
Jadi, terbukalah. Dunia ini penuh dengan ilmu pengetahuan :)


No comments:

Post a Comment

Please write your comment here