Pernahkah Anda mendengar sebuah ungkapan
bahwa dunia profesional atau dunia kerja sama sekali berbeda dengan apa yang
diajarkan di bangku perkuliahan secara teoritis? Atau pernahkah Anda mendengar
sebuah opini bahwa lulusan S1 hanya mampu menguasai teori tanpa keterampilan
dan sebaliknya, alumni D3 hanya terampil dalam operasional tanpa bekal teori yang
cukup?
Sudah, kita masuk di pernyataan pertama.
Dan kini kita bicara mengenai dunia Geodesi –yah sudah sewajarnya karena blog
ini memang khusus tentang Geodesi. Jawabannya, bisa iya bisa tidak. Iya, jika
kita bekerja di dunia survey yang memerlukan kecepatan dalam hal kepraktisan
dan pengambilan keputusan secara solutif. Kasus seperti ini biasa kita temukan
di dunia tambang dan konstruksi. Tapi jangan salah, meski dunia ini biasanya
memiliki kontradiksi dengan dunia perkuliahan yang bersifat teoritis, kita tak
akan mampu memacu kreativitas kita tanpa dibekali pemahaman yang cukup tentang
pemetaan itu sendiri. Hanya saja, semua harus disesuaikan dengan kebutuhan
kasus, tidak perlu analisis terlalu ribet yang pada akhirnya akan membuang
waktu, biaya, dan tenaga.
Hal sebaliknya dapat kita temukan ketika
kita berkutat di dunia software seperti
Penginderaan Jauh dan GIS. Di sini kemampuan menyelesaikan masalah harus
dipadukan dengan pemahaman mengenai teori maupun pengolahan datanya. Hal itu
dikarenakan dalam suatu kasus pengolahan citra misalnya, jika terdapat suatu
masalah kita akan kesulitan menemukan penyebabnya jika kita tidak mengetahui teorinya.
Misalnya ketika sebuah citra akan dikoreksi radiometrik, namun justru tampilan
warnanya menjadi berantakan, operator yang tidak pernah belajar mengenai teori
gelombang dalam konsep satelit tentu akan sedikit kesulitan terutama ketika
harus melakukan analisis.
Masuk ke pernyataan –atau lebih tepatnya
opini– kedua. Apakah benar jebolan S1 itu hanya ahli dalam teori dan lulusan D3
hanya terampil dalam praktek? Semuanya tentu kembali ke masing-masing personal,
namun sesungguhnya pernyataan itu mengecilkan seorang ahli keilmuan itu
sendiri. Pada dasarnya, teori dan praktek adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Teori tanpa praktek adalah omong kosong, dan praktek tanpa teori adalah
sesat. Siapapun kita –entah lulusan S1 maupun D3– wajib menguasai keduanya
jika ingin benar-benar menguasai lapangan. Karena dalam operasionalnya kita
memerlukan keterampilan secara praktis, sedangkan dalam menganalisis masalah
dan solusinya kita membutuhkan kecerdasan secara teoritis. Jika hanya menguasai
salah satunya, rasanya cukup mustahil kita akan dipercaya untuk memimpin tim
dalam sebuah project.
So,
jangan pernah mengecilkan arti sekecil apapun dalam dunia keilmuan. Apapun itu,
siapapun dia, ilmu berasal dari Sang Pencipta, yang harus dihargai, karena
tidak ada ilmu yang sia-sia.
Dengan tujuan yang sama, untuk menyebarkan keilmuan geodesi dan geomatika.
ReplyDeleteIjin untuk melakukan copy paste artikel ini di http://netgeodet.blogspot.com/2014/01/teori-dunia-akademis-dan-praktek-dunia.html
saya telah mencantumkan nama dan alamat blog sebenarnya. Semoga berkenan.
Terimakasih.
with pleasure :)
Delete