Pages

Saturday, April 13, 2013

Teori (Dunia Akademis) dan Praktek (Dunia Kerja) dalam Dunia Geodesi

Share on :

Pernahkah Anda mendengar sebuah ungkapan bahwa dunia profesional atau dunia kerja sama sekali berbeda dengan apa yang diajarkan di bangku perkuliahan secara teoritis? Atau pernahkah Anda mendengar sebuah opini bahwa lulusan S1 hanya mampu menguasai teori tanpa keterampilan dan sebaliknya, alumni D3 hanya terampil dalam operasional tanpa bekal teori yang cukup?
Sudah, kita masuk di pernyataan pertama. Dan kini kita bicara mengenai dunia Geodesi –yah sudah sewajarnya karena blog ini memang khusus tentang Geodesi. Jawabannya, bisa iya bisa tidak. Iya, jika kita bekerja di dunia survey yang memerlukan kecepatan dalam hal kepraktisan dan pengambilan keputusan secara solutif. Kasus seperti ini biasa kita temukan di dunia tambang dan konstruksi. Tapi jangan salah, meski dunia ini biasanya memiliki kontradiksi dengan dunia perkuliahan yang bersifat teoritis, kita tak akan mampu memacu kreativitas kita tanpa dibekali pemahaman yang cukup tentang pemetaan itu sendiri. Hanya saja, semua harus disesuaikan dengan kebutuhan kasus, tidak perlu analisis terlalu ribet yang pada akhirnya akan membuang waktu, biaya, dan tenaga.
Hal sebaliknya dapat kita temukan ketika kita berkutat di dunia software seperti Penginderaan Jauh dan GIS. Di sini kemampuan menyelesaikan masalah harus dipadukan dengan pemahaman mengenai teori maupun pengolahan datanya. Hal itu dikarenakan dalam suatu kasus pengolahan citra misalnya, jika terdapat suatu masalah kita akan kesulitan menemukan penyebabnya jika kita tidak mengetahui teorinya. Misalnya ketika sebuah citra akan dikoreksi radiometrik, namun justru tampilan warnanya menjadi berantakan, operator yang tidak pernah belajar mengenai teori gelombang dalam konsep satelit tentu akan sedikit kesulitan terutama ketika harus melakukan analisis.
Masuk ke pernyataan –atau lebih tepatnya opini– kedua. Apakah benar jebolan S1 itu hanya ahli dalam teori dan lulusan D3 hanya terampil dalam praktek? Semuanya tentu kembali ke masing-masing personal, namun sesungguhnya pernyataan itu mengecilkan seorang ahli keilmuan itu sendiri. Pada dasarnya, teori dan praktek adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teori tanpa praktek adalah omong kosong, dan praktek tanpa teori adalah sesat. Siapapun kita –entah lulusan S1 maupun D3– wajib menguasai keduanya jika ingin benar-benar menguasai lapangan. Karena dalam operasionalnya kita memerlukan keterampilan secara praktis, sedangkan dalam menganalisis masalah dan solusinya kita membutuhkan kecerdasan secara teoritis. Jika hanya menguasai salah satunya, rasanya cukup mustahil kita akan dipercaya untuk memimpin tim dalam sebuah project.
So, jangan pernah mengecilkan arti sekecil apapun dalam dunia keilmuan. Apapun itu, siapapun dia, ilmu berasal dari Sang Pencipta, yang harus dihargai, karena tidak ada ilmu yang sia-sia.  

2 comments:

  1. Dengan tujuan yang sama, untuk menyebarkan keilmuan geodesi dan geomatika.

    Ijin untuk melakukan copy paste artikel ini di http://netgeodet.blogspot.com/2014/01/teori-dunia-akademis-dan-praktek-dunia.html

    saya telah mencantumkan nama dan alamat blog sebenarnya. Semoga berkenan.
    Terimakasih.

    ReplyDelete

Please write your comment here