Dalam dunia pemetaan ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan seperti jarak, arah, sudut, elevasi, beda tinggi,
koordinat, dan gaya berat. Korelasinya –pada umumnya– jarak dan sudut
menentukan posisi suatu titik terhadap titik lainnya yang direpresentasikan
dalam sebuah sistem koordinat. Dengan kata lain ketiga aspek itu (jarak, sudut,
dan koordinat) adalah sebuah parameter posisi yang merupakan faktor penting dalam
peta. Sedangkan elevasi dan beda tinggi adalah aspek terkait tinggi titik pada
permukaan bumi terhadap bidang nol yang direpresentasikan menggunakan MSL (Mean Sea Level).
Pemetaan secara matematis dapat dilihat
sebagai proses transformasi koordinat titik-titik obyek, dari sistem koordinat
geodetik ke sistem koordinat peta (Abidin, 2007). Dengan definisi di atas,
sudah tentu tulisan ini akan membahas mengenai posisi planimetris (X, Y) sebuah
peta, bukan elevasi (Z).
Seperti kita ketahui, bentuk bumi
sebenarnya tidak bulat sempurna, melainkan tidak teratur. Oleh karena itulah,
untuk memetakan posisi suatu titik dalam sebuah sistem proyeksi peta kita
memerlukan sebuah bidang matematis tertentu. Bidang referensi yang dimaksud
adalah ellipsoid. Ellipsoid memiliki dua parameter, yaitu setengah sumbu
panjang atau jari-jari ekuator (a) dan setengah sumbu pendek atau jari-jari
kutub (b).
Sebelum fokus membahas bidang referensi
peta, artikel ini terlebih dahulu mengutamakan teori mengenai sistem koordinat
yang digunakan dalam digunakan dalam menentukan posisi di permukaan bumi atau
biasa disebut sistem koordinat geodetik. Sistem koordinat geodetik dinyatakan
dalam lintang, bujur, dan tinggi (φ, λ, h). Berikut gambaran dari sistem
koordinat geodetik.
Gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. Misalkan kita memiliki sebuah titik di permukaan bumi (dalam gambar
dinamakan titik P). Koordinat lintang (φ) titik P adalah sudut yang dibentuk
antara sumbu X dengan garis normal, dimana garis normal adalah garis yang tegak
lurus dengan permukaan ellipsoid. Sedangkan koordinat bujur (λ) adalah sudut
yang dibentuk antara meridian nol dengan meridian titik P pada pusat ellipsoid.
Sedangkan tinggi (h) adalah selisih antara titik P pada permukaan bumi dan pada
ellipsoid yang ditarik terhadap garis normal. Berikut gambaran posisi lintang
geodetik dalam sistem koordinat geodetik.
Penjelasan mengenai sistem koordinat
peta akan dibahas kemudian. Semoga bermanfaat.
NB: seluruh gambar bersumber dari materi
salah satu profesor Geodesi di Indonesia, Hasanuddin Z. Abidin.
No comments:
Post a Comment
Please write your comment here