Artikel
perhitungan arah kiblat sebenarnya sudah pernah saya posting di blog ini. Hanya
saja, di sini saya ingin lebih menjelaskan lebih detail sekaligus memberikan
gambaran secara lebih visual mengenai penentuan arah kiblat berbasis koordinat di atas permukaan bumi. Secara sederhana, perhitungan arah kiblat
menggunakan prinsip segitiga bola dengan variabel koordinat Ka’bah, kutub
utara, dan lokasi yang akan ditentukan arah kiblatnya. Berikut visualisasi
segitiga bola tersebut dalam Google Earth.
Secara
teoritis, komponen yang digunakan dalam segitiga bola adalah tiga sudut dan
tiga busur yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Rumus
dasar dalam segitiga bola berdasarkan gambar di atas adalah:
cos
(b) = cos (a) cos (c) + sin (a) sin (b) cos (B)
cos
(c) = cos (a) cos (b) + sin (a) sin (b) cos (C)
sin
(a) / sin (A) = sin (b) / sin (B) = sin (c) / sin (C)
Dengan
menggabungkan ketiga rumus di atas, maka diperoleh tan (B) = sin (C) / sin (a)
cot (b) – cos (a) cos (C). Jika C adalah kutub utara, A adalah posisi Ka’bah,
dan B adalah posisi yang akan kita hitung arah kiblatnya, maka C = BA – BB (BA
= bujur titik A; BB = bujur titik B), a = 90 – LB (LB = lintang titik B), dan b
= 90 – LA (LA = bujur titik A). Mengingat rumus trigonometri dasar cos (90 – x) = sin (x), sin (90 – x) = cos
(x) dan cot (90 – x) = tan (x), rumus di atas menjadi tan (B) = sin (BA – BB) / [cos (LB) tan (LA) –
sin (LB) cos (BA – BB)], sehingga sudut B adalah:
B
= arc tan (tan B)
Contoh:
Misalkan
kita akan mencari arah kiblat yang terletak dari sebuah tempat di Indonesia
yang memiliki koordinat 7°3’2,73” LS dan 110°26’25,82” BT, sedangkan Ka’bah
sendiri terletak di posisi 21°25’21,03” LU dan 39°49’34,18” BT. Hitung arah
kiblat dari titik tersebut.
Jawab:
Konversikan
keempat koordinat itu ke sistem radian. Dalam MS Excel, kita bisa melakukannya
dengan mengubahnya dulu ke sistem desimal (dengan rumus derajat + menit / 60 + detik /
3600), lalu konversikan lagi ke sistem radian (dengan rumus RADIANS
(sudut)). Dari hasil perhitungan didapatkan:
Lokasi
bujur Indonesia radian = 1,92755045
Lokasi
lintang Indonesia radian = –0,12305895 (negatif karena berada di lintang
selatan)
Lokasi
bujur Ka’bah radian = 0,69509764
Lokasi
lintang Ka’bah radian = 0,37389330
Dengan
rumus menjadi tan (B) = sin (Ba – Bb) /
[cos (Lb) tan (La) – sin (Lb) cos (Ba – Bb)], maka nilai tan B dapat dihitung sebagai
berikut:
Pembilang
= sin (0,69509764 – 1,92755045) = –0,943305788
Penyebut
= cos (–0,12305895) * tan (0,37389330) – sin (–0,12305895) * cos (1,92755045 –
0,69509764) = 0,430125265
tan
B = –0,943305788 / 0,430125265 = –2,193095512
Setelah
nilai tan B diketahui, kita bisa menghitung arah kiblat sebagai berikut:
B
= arc tan (tan B)
= arc tan (–2,193095512)
= –72,76458802 (karena negatif, ditambah
360°)
= 287°14’7,48”
terhadap arah utara (azimuth)
No comments:
Post a Comment
Please write your comment here