Pages

Wednesday, October 24, 2012

Geodesi 2008, Sebuah Kisah Klasik untuk Masa Depan

Share on :


Tulisan ini khusus. Khusus dan akan jadi postingan paling spesial diantara artikel-artikel lainnya. Ketahuilah bahwa ini (mungkin) satu-satunya tulisan di blog ini yang diketik berdasarkan hati, bukan pengetahuan akan keilmuan Geodesi. Sama sekali tidak, dan perasaan ini mungkin hanya bisa dirasakan secara persis oleh 53 orang saja. Jika Anda bisa merasakannya, beruntung lah Anda, karena Anda mempunyai kelompok yang tidak hanya Anda anggap sebagai sahabat, namun sebuah ikatan keluarga yang akan Anda kenang sampai kapan pun.
23 Oktober 2012. Berakhir sudah status mahasiswa, berakhir sudah status anak kos Tembalang. Visi masa depan mulai dirancang, perencanaan detail akan gerbang kesuksesan mulai dibangun perlahan. Upacara kelulusan akan selalu menyenangkan, namun ada sisi lain dimana kita akan mulai kehilangan apa yang sudah mengisi hari-hari kita selama empat tahun terakhir. Itu semua tidak akan mudah, karena kita telah melewatinya dengan berbagai macam warna, mulai dari pertemuan yang diskenariokan oleh Allah dengan begitu indahnya di bulan September 2008, prosesi menuju pelantikan tanggal 13 Desember 2008 yang begitu berat, tugas-tugas dan praktikum-praktikum gila yang membuat kita bergadang, sampai hal-hal menyenangkan seperti bermain-main. Siapa lagi yang lebih mengenal kita di luar keluarga kandung kita sendiri selain orang-orang yang terus bersama kita setiap waktu selama empat tahun?
Ya, kita sudah melewatinya. Melewati setiap momen dengan terpatri, lekat dalam sanubari hati. Kita mampu membentuk memori abadi ini karena sudah melewati tahapan-tahapan yang kompleks, dan kita banyak melalui masa-masa perjuangan bersama-sama. Jauh dibandingkan keakraban masa SMA yang lebih banyak dihiasi dengan kesenangan tanpa beban.
Kita berasal dari berbagai macam keluarga, suku, bahasa, daerah. Namun apalah artinya itu jika kita sudah mempunyai satu ikatan yang tidak akan pernah terlepas seiring berjalannya waktu. Ketahuilah, tidak semua orang seberuntung kita yang betul-betul mempunyai keluarga kedua. Catat, keluarga kedua, bukan sekedar kelompok yang mengaku-aku sebagai keluarga kedua. Keluarga tidak pernah hilang meski secara individu masing-masing telah berubah, bahkan membentuk keluarga yang baru dengan seseorang yang sudah disiapkan Allah untuk mendampingi hidup kita. Kita akan tetap menjadi satu ikatan, bahkan ketika anak-anak kita nantinya bisa saling bercengkerama. Bayangkan itu, kondisi dimana teman yang tadinya duduk di sebelah kita saat kuliah atau ujian, di masa depan akan kembali duduk di samping kita menyaksikan buah hati masing-masing berkelahi karena berebut mainan. It’s so beautiful.
Kisah kita dari pertengahan tahun 2008 sampai berakhirnya kuliah tujuh semester kemudian adalah sebuah kisah klasik yang berhasil kita rangkai dengan indah. Abadikan itu dalam lubuk hati kita yang terdalam. Tak perlu lah kartu identitas bahwa kita ini saudara, perasaan kita sudah menjelaskan semuanya. Jadi apapun kita nantinya, raih suksesmu kawan, capai kegemilangan kita bersama-sama dengan jalan kita masing-masing. Siapapun kamu, entah itu surveyor, GIS analyst, peneliti citra satelit, navigator kapal, apapun, bahkan yang berprofesi di luar Geodesi, totalitas lah. Berjanjilah bahwa kita akan bertemu dalam kondisi yang ditinggikan derajatnya oleh Allah nantinya. Kita semua menantikan pertemuan yang akan sangat mengharukan di masa depan.
Terakhir, jangan lupakan keluarga ini di setiap momen bahagia yang kita lalui nantinya. Ingatlah bahwa kebersamaan hanya dipisahkan oleh jarak, bukan waktu. Berikan setiap kabar bahagia yang merupakan transisi hidup kita kepada keluarga kedua kita ini, mulai dari kemajuan dalam karir, pertemuan dengan orang yang akan kita sayang seumur hidup, sampai ketika kita dianugerahi jagoan kecil yang siap melanjutkan tugas kita nantinya. Kita semua akan melewati itu semua (InsyaAllah...), dan bagikan kebahagiaan itu kepada orang-orang yang sudah menemani kebersamaan ini selama empat tahun, orang-orang yang mengenalmu luar dalam, orang-orang yang sudah memberikanmu memori luar biasa.
Sampai bertemu kembali di puncak kesuksesan kawan... Kita akan memilih jalan kita masing-masing, tapi ketahuilah bahwa kekeluargaan kita akan menjadi kisah klasik untuk masa depan yang akan terus kita kenang sampai kita menutup mata meninggalkan dunia.


6 comments:

  1. sukses membuat saya menitikkan air mata

    ReplyDelete
  2. dananggggg...... hiks hiks :'(

    ReplyDelete
  3. mantap gaan
    terus lah berkarya dengan tulisanmu
    kelak kita akan berkumpul lagi dengan kondisi yang lebih baik, moga sifat2 kita tidak terlalu berubah, senang rasanya kekanak kanakan bersama kalian :')

    ReplyDelete

Please write your comment here