Pages

Saturday, November 7, 2015

Riset Spasial: How to Do

Share on :

Ini tentang sebuah pertanyaan yang ingin kujawab sendiri.
Bagaimana kita bisa melakukan sebuah penelitian besar yang membutuhkan banyak waktu, padahal kebutuhan teknis akan menuntut peneliti untuk menghasilkan karya yang cepat selesai, bermanfaat, dan dapat langsung digunakan?’.
Ya, itu pertanyaannya. Lalu ijinkan aku menjawabnya sendiri.

Pada dasarnya, riset spasial dapat menggunakan dua ‘metode’. Pertama adalah riset besar yang bisa jadi hasilnya tidak akan bisa langsung digunakan dalam waktu dekat, tapi hasil dari penelitian itu bisa berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa mendatang. Hasil riset itu tidak harus berbentuk metode teknis dan praktis, tapi bisa juga berupa teori yang suatu saat ketika banyak orang sudah membuktikannya akan mampu diterapkan dalam suatu perangkat yang implementatif. Riset semacam ini adalah sebuah pekerjaan besar yang sudah pasti tidak akan bisa selesai dalam hitungan minggu, dan arahnya memang bukan untuk kebutuhan yang mendesak. Publikasi dari riset dengan jenis ini sudah pasti harus masuk dalam jurnal ilmiah yang berkelas, apalagi ketika hasilnya merupakan kebutuhan besar yang selama ini belum pernah terjawab.
Metode yang kedua adalah riset ‘kecil-kecilan’ yang merujuk pada kebutuhan yang urgen dan harus segera diselesaikan dalam waktu dekat. Riset dengan metode ini bisa mengacu pada kebutuhan mendetail yang ada dalam sebuah skema besar pekerjaan (misal dalam satu tahun anggaran). Riset seperti ini contohnya memanfaatkan teknologi yang sudah ada untuk menunjang peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan, mem-backup sebuah kebijakan dengan analisis sederhana namun ilmiah (misal terhadap data dasar pemetaan), atau menetapkan spesifikasi pemetaan berdasarkan dokumen teknis yang dikombinasikan dengan dasar-dasar ilmiah. Simpel, namun sejatinya akan sangat bermanfaat ketika diterapkan dengan maksimal. Riset sederhana seperti ini cukup layak untuk dapat masuk ke dalam prosiding konferensi, karena di sana kita dapat berbagi dan berdiskusi dengan banyak orang sembari berharap mendapatkan banyak masukan dari para pakar.
Meski memiliki perbedaan yang sangat signifikan, kedua metode itu tetap harus mengacu pada satu dasar yang sama: kebutuhan. Kebutuhan itu bisa berupa teori yang belum terjawab atau dasar dalam membuat sebuah kebijakan di instansi yang menyelenggarakan pemetaan. Teknologi di bidang spasial senantiasa berkembang, namun di satu sisi kebutuhan akan peta dasar yang baik juga terus meningkat, sehingga perlu penyelarasan di antara keduanya agar dapat saling menunjang. Di satu sisi, teknologi akan terus menyuplai kemudahan dalam membuat peta, di sisi lain kebutuhan yang makin meningkat juga akan memacu para pengembang dan profesional untuk terus menciptakan inovasi di bidang teknologi spasial. Untuk mencapai semua itu, penelitian baik yang bersifat ‘masif’ ataupun ‘kecil-kecilan’ akan terus diperlukan. Penelitian besar akan mampu menjadi dasar dalam pembentukan regulasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan penelitian-penelitian kecil akan membuat pemetaan menjadi lebih cepat dan akan memacu kita untuk terus mengeksplor teknologi-teknologi terkini yang dapat menunjang pekerjaan.

Intinya, riset itu penting. Sederhana saja, semua kebijakan butuh data dan informasi yang benar, dan itu (sebenarnya –mungkin) hanya bisa dicari lewat riset.

No comments:

Post a Comment

Please write your comment here