Mungkin setiap mahasiswa pernah berpikir
“untuk apa aku belajar mata kuliah ini?”
atau “ngapain si belajar beginian? toh di
dunia kerja juga nggak kepake”. Kemungkinan terburuk dari persepsi tersebut
adalah belajar ogah-ogahan yang menjadikan kelulusan dengan nilai di atas C-pun
tak mampu membuat mahasiswa tersebut mengerti tentang esensi dari mata kuliah
yang bersangkutan. Padahal, jika tahu apa makna dari mata kuliah tersebut
terhadap proses pemetaan secara keseluruhan, bisa jadi mahasiswa akan lebih
semangat dalam memahami setiap detail yang diajarkan oleh sang dosen.
Salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa
mempunyai pandangan di atas adalah ketidakmampuan dalam menghubungkan satu mata
kuliah dengan mata kuliah yang lain. Sistem pengajaran yang dilakukan secara
parsial per mata kuliah membuat mahasiswa tidak jarang menjadi tidak mengerti
untuk apa sebuah mata kuliah diajarkan. Bukan salah sistem tentu saja,
mahasiswa yang (katanya) sudah harus mandiri lah yang semestinya mencari tahu
bagaimana setiap pesan yang diajarkan oleh dosen menjadi saling terkait dalam
membentuk sebuah proses besar yang bernama pemetaan. Jika pun dosen tak menjelaskan,
mahasiswa sendiri yang harus menemukannya.
Inti dari tulisan
ini cuma mau menjelaskan sedikit mengenai keterkaitan antar mata kuliah dalam proses
pembuatan peta. Peta di sini lebih dispesifikkan ke peta dasar darat –karena yang
saya tahu ya itu.
1.
Fotogrametri, Penginderaan Jauh, dan Pengolahan
Citra Digital
Fotogrametri, penginderaan jauh,
dan pengolahan citra digital berkaitan dengan data dasar yang digunakan untuk
proses pemetaan. Data dasar di sini mencakup foto udara, LiDAR, atau citra
satelit (baik sensor aktif maupun pasif), dan teknisnya berkaitan dengan
akuisisi maupun ekstraksi fitur rupabuminya. Data dasar inilah yang menjadi komponen
penting dalam pelaksanaan stereoplotting untuk
mendapatkan data vektor tiga dimensi sebagai hasil dari proses (awal) pemetaan.
Karena itulah, mata kuliah ini menjadi sangat penting untuk kita yang nantinya
bekerja di dunia pemetaan dasar (entah itu di pemerintahan atau kontraktor
swasta).
2.
Model Permukaan Digital
Salah satu hasil dari stereoplotting adalah fitur 3D yang
terdiri dari masspoint, breakline, dan sungai. Ketiga unsur
tersebut menjadi komponen dalam membentuk DTM (Digital Terrain Model) dan kontur. Di dunia perkuliahan, proses ini dijelaskan dalam mata kuliah Model
Permukaan Digital. Di sana diterangkan segala hal yang berkaitan dengan DEM (Digital Elevation Model), mulai dari
pengertian, jenis, representasi, hingga pengolahan datanya. Semua yang diajarkan
dalam mata kuliah tersebut diaplikasikan pada tahap ini.
3.
SIG dan Basis Data
Peta dasar dihasilkan dalam format geodatabase, sehingga sudah pasti kedua
mata kuliah ini sangat berkaitan dengan pengolahan dan editing data dalam proses pembuatan peta. Konsep SIG berupa model
data spasial (titik, garis, area) dan atribut tentu diperlukan dalam proses
entri data survei lapangan dan pembuatan daftar nama rupabumi (gasetir), dan
hubungan antar unsur dituangkan dalam proses pembentukan topologi. Pemahaman
yang baik mengenai konsep SIG dan basisdata serta penerapannya dalam software seperti ArcGIS adalah modal
penting dalam proses pembuatan peta, dan itu dapat dipelajari di dua mata
kuliah tersebut.
4.
Kartografi
Bagian terakhir dari proses
pembuatan peta adalah penyajian peta atau dalam bahasa pemetaan lebih dikenal
dengan kartografi. Kartografi berkaitan dengan seni dan estetika, dengan tujuan
peta yang dihasilkan dalam format cetak bisa dibaca dengan mudah oleh pengguna
peta. Jika dulu kartografi dilakukan secara manual, kini tantangan untuk
mahasiswa adalah lebih untuk menguasai kartografi secara digital dengan berbagai
macam fasilitas yang disediakan oleh software
GIS. Namun tetap, untuk prinsip-prinsip lama yang menjadi dasar dalam esensi
kartografi juga harus dipelajari, sehingga peta yang dihasilkan tidak hanya
akurat, namun juga indah secara tampilan dan memenuhi kaidah kartografi.
Itu empat dari sekian banyak mata kuliah
yang diajarkan di jurusan geodesi, dan keempatnya membentuk suatu proses yang memiliki
satu output. Padahal keempatnya
diberikan dalam semester yang berbeda-beda (saat saya kuliah dulu). Belum lagi
mata kuliah lain yang pastinya juga berhubungan dan tidak akan bisa lepas dari proses
besar pemetaan itu sendiri. So, yang
sudah beruntung diterima di jurusan geodesi, mari kita belajar sama-sama, agar kelak
pilihan yang kita ambil ini benar-benar dapat mengantarkan kita ke kehidupan
yang baik. :)
No comments:
Post a Comment
Please write your comment here