Survey terestris banyak diterapkan dalam bidang-bidang seperti konstruksi atau pertambangan. Selain untuk memetakan wilayah yang disurvei (atau lebih mudah kita sebut modelling, survey terestris juga dapat berupa mengaplikasikan gambar rencana ke dunia nyata. Di sini kita akan mengambil sampel konstruksi. Memang
memodelkan lapangan itu memang perlu, tapi hanya di bagian depan proyek saja,
yaitu untuk membuat peta detail (situasi) beserta konturnya untuk perencanaan
awal. Selebihnya dari gambar-gambar yang sudah direncanakan oleh arsitek,
seorang geodet harus mampu mengaplikasikannya dengan tepat ke lapangan.
Salah satu aplikasi utama yang harus
dikuasai oleh geodet adalah stack out.
Setelah kita membuat titik kontrol (bench
mark atau BM) di sekitar lokasi proyek, kita harus menentukan posisi
titik-titik pancang berdasarkan koordinat yang sudah ditetapkan dalam gambar
rencana. Inilah peran Total Station, yaitu menyebarkan titik-titik pancang yang
ada pada gambar ke lokasi sebenarnya di lapangan. Tentu saja ini bukan
memodelkan dunia nyata ke peta, namun sebaliknya bukan?
Itu untuk masalah posisi planimetris (X,
Y). Untuk bidang elevasi? Wah, tentu saja ini juga merupakan salah satu bagian
penting dari seorang surveyor. Sudah barang tentu sebuah bangunan didesain pada
ketinggian atau elevasi tertentu, dan itu harus akurat karena akan berpengaruh
pada jumlah volume tanah yang diperlukan untuk galian atau timbunan. Untuk hal
ini kemampuan levelling menggunakan
waterpass lah yang harus diperlukan, karena sehebat-hebatnya Total Station atau
theodolite, tetap saja untuk masalah elevasi waterpass adalah yang paling
akurat. Jika biasanya kita mengukur ketinggian suatu titik dari referensi titik
lain yang sudah diketahui elevasinya, maka kita juga dituntut mampu menentukan
elevasi tertentu pada suatu titik. Hmm, bingung ya dengan kalimatnya? Intinya
begini, misal kita telah menentukan elevasi nol lantai pada bangunan tersebut,
misalnya 3 meter terhadap elevasi BM, maka kita harus menggambarnya di suatu
lokasi sebagai acuan elevasi-elevasi yang lain (biasanya dalam bentuk segitiga elevasi
dan digambarkan di tembok). Jika kita sudah diberikan desain elevasi bangunan
(seperti elevasi lantai per bagian bangunan), kita bisa mengukurnya dengan
mudah. Misalkan, ketinggian lantai suatu ruangan adalah 40 cm terhadap nol
lantai, maka kita tinggal men-set waterpas agar sejajar dengan nol lantai dari
gambar segitiga yang sudah kita buat di tembok, lalu kita tembakkan ke titik di
ruangan tersebut dan ditarik 40 cm ke atas menggunakan meteran. It’s simple, isn’t it?
Ini hanyalah salah satu dari penerapan
aplikasi survey –bukan modelling. Untuk
penerapannya yang lebih detail, tunggu artikel berikutnya yang membahas khusus
tentang survey dalam dunia konstruksi.
No comments:
Post a Comment
Please write your comment here